Dr. Fattah Hanurawan

(Program Studi Psikologi Universitas Negeri Malang)

Presentasi pada Seminar yang diselenggarakan KONI Kota Batu pada 29 Mei 2010

===============================================================

 

Pendahuluan

Dalam kajian psikologi, motivasi adalah konstruk psikologi yang menjadi dorongan untuk terjadinya suatu perilaku atau tindakan, termasuk tindakan-tindakan atau perilaku-perilaku dalam olah raga. Motivasi adalah proses internal dalam diri manusia yang mengarahkan terciptanya perilaku yang bertujuan (Smith, Sarason, & Sarason,. 1982).

Apabila pengertian motivasi tersebut diterapkan dalam bidang prestasi maka kemudian dapat didefinisikan pengertian motivasi atlit untuk mencapai prestasi puncak. Motivasi atlit untuk mencapai prestasi puncak adalah dorongan yang menggerakkan seorang atlit untuk melakukan upaya-upaya untuk mencapai prestasi puncak.

Terciptanya motivasi merupakan hasil dari proses interaksi kondisi internal dalam diri seseorang (kebutuhan-kebutuhan yang meminta untuk dipenuhi) dan tujuan eksternal yang menjadi sebab seseorang melaksanakan suatu tindakan. Dalam konteks ini, motivasi menjadi dasar yang kuat bagi segala daya upaya yang berjalan secara konsisten untuk mencapai suatu tujuan, termasuk prestasi puncak dalam olah raga.

Hubungan antara kebutuhan, motivasi (drive/dorongan untuk melaksanakan perilaku), dan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut:

 

Need (kebutuhan) ——   Drive (motivation) ———-   Behavior (perilaku)

 

Dalam dunia olah raga beprestasi, hubungan itu digambarkan sebagai berikut:

Need (kebutuhan) untuk berprestasi

 

Drive (motivation) untuk berprestasi

 

Behavior (perilaku) untuk berprestasi

 

 

Pengembangan Motivasi Atlit untuk Mencapai Prestasi Puncak

  1. Teori Kebutuhan Dasar Maslow

Dalam perspektif teori humanistik, Abraham Maslow pada tahun 1970an mengajukan teori hirarki motivasi-motivasi yang dihubungkan dengan hirarki kebutuhan-kebutuhan dasar yang menuntut untuk dipenuhi. Hirarki kebutuhan Maslow disusun menurut bentuk sebuah piramida. Dalam teori hirarki kebutuhan Maslow, kebutuhan sebelumnya harus dipenuhi sebelum mencapai tingkat kebutuhan-kebutuhan di atasnya. Upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu mewujudkan proses internal yang disebut dengan motivasi (Strickland, 2001).

Piramida hirarki kebutuhan dan motivasi adalah sebagai berikut:

  1. Kebutuhan fisiologis (makan dan minum; biologis).
  2. Keamanan (safety).
  3. Mencintai dan dicintai.
  4. Dihargai (pengakuan).
  5. Kognitif (pengetahuan) dan Estetis (keindahan).
  6. Aktualisasi potensi diri secara maksimal (Slavin, 2006).

Catatan: kebutuhan fisiologis adalah yang paling rendah, sedang kebutuhan aktualisasi diri adalah yang paling tinggi dalam diri manusia. Ini berarti apabila seorang pelatih atau pembina ingin mengembangkan prestasi atlit mereka mereka perlu melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan utama yang ada pada diri atlit tersebut.

 

  1. Teori Motivasi Internal dan Eksternal

Motivasi internal adalah motivasi yang dipuaskan melalui penguatan internal dalam diri seseorang (internal reinforcer). Ini berarti bahwa motivasi internal tidak bergantung pada tujuan-tujuan di luar diri individu atau siswa, misalnya atlit tergerak untuk berprestasi karena terdorong ingin mengembangkan diri menjadi atlit yang mampu mencapai keunggulan atletik dalam dirinya

Motivasi eksternal dipuaskan melalui penguatan eksternal di luar diri seseorang (eksternal reinforcer). Ini berarti bahwa motivasi eksternal bergantung pada tujuan-tujuan di luar diri individu atau atlit, misalnya atlit giat berlatih karena ingin dipuji oleh pelatih atau ingin mendapat hadiah bonus dari manajemen klub.

            Secara khusus pengembangan motivasi internal dalam diri atlit dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Menstimulasi perhatian atlit terkait program pelatihan yang diiikuti.

Ini dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan pendahuluan sebelum latihan tentang manfaat-manfaat yang diperoleh selama mengikuti pelatihan bagi para atlit. Motivasi intrinsik akan berkembang dalam diri para atlit apabila mereka akan memperoleh manfaat suatu latihan dan itu akan membantu mereka mencapai prestasi puncak pasca pelatihan.

  1. Memelihara perhatian atlit.

Pelatih yang profesional memiliki bervariasi teknik pelatihan untuk memelihara keberlangsungan perhatian atlit dalam mengikuti latihan sebagai upaya untuk mencapai prestasi puncak. Teknik pelatihan itu misalnya melalui pelatihan berbasis masalah (tim dengan pola menyerang berdiskusi dan menerapkan pemecahan masalah menghadapi tim-tim dengan pola defensif) atau pelatihan untuk mengembangkan kerja sama tim.

  1. Penggunaan Berbagai Gaya Presentasi yang Menarik.

Motivasi intrinsik atlit yang telah ada dapat lebih ditingkatkan melalui bervariasi metode kepelatihan, seperti film tentang sejarah suatu kompetisi yang relevan, simulasi kompetisi, permainan, dan diskusi.

  1. Merangsang para atlit untuk mengembangkan tujuan mereka sendiri.

Pengembangan tujuan yang telah dikembangkan secara mandiri oleh atlit membantu mereka termotivasi untuk lebih keras berprestasi dibanding pengembangan tujuan prestasi dari luar, seperti dari pelatih atau dari klub. Dalam hal ini pelatih dapat membantu mereka mengembangkan tujuan secara realistik an menunjukan rasa bangga karena atlitnya mampu menetapkan tujuannya sendiri dan memiliki upaya yang cukup untuk mencapai tujuan tersebut.

 

Kesimpulan

            Beberapa kesimpulan dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Motivasi atlit untuk mencapai prestasi puncak adalah dorongan yang menggerakkan seorang atlit untuk melakukan upaya-upaya untuk mencapai prestasi puncak dalam olah raga.
  2. Pelatih dapat melakukan analisis kebutuhan (teoti kebutuhan Maslow) yang manjadi dasar untuk peningkatan motivasi atlit.
  3. Pelatih juga dapat mengembangkan motivasi internal dan motivasi eksternal atlit.
  4. Terdapat cara-cara khusus untuk mengembangkan motivasi internal atlit.

 

 

Daftar Rujukan

Strickland, B.R. (Ed.). 2001. Gale Encyclopedia of Psychology. Farmington Hills M.I.: Gale Groups.

Slavin, R.E. 2006. Educational Psychology. Theory and Practice. Boston: Pearson.

Smith, R.E., Sarason, I.G., & Sarason, B.R. 1982. Psychology: The Frontiers of Behaviour. New York. Harper & Row, Publishers.