Semakin banyak pria muda Indonesia beralih dari norma maskulinitas tradisional menuju keterbukaan emosional, hasil penelitian terbaru Fakultas Psikologi UM.
Psikologi UM – Penelitian terbaru yang dilakukan oleh dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang, yakni Prof. Dr. Fattah Hanurawan, M.Si., M.Ed., Rakhmaditya Dewi Noorrizki, S.Psi, M.Si, dan Mochammad Sa’id, S.Psi, M.Si, mengungkapkan adanya perubahan signifikan dalam cara pria Indonesia memandang dan mengekspresikan emosi. Studi ini menunjukkan bahwa semakin banyak pria muda di Indonesia yang beralih dari norma maskulinitas tradisional, menuju keterbukaan emosional. Penelitian ini dilakukan secara daring sepanjang tahun 2024 dengan melibatkan pria dari beragam latar belakang suku, agama, dan budaya di berbagai daerah di Indonesia, didukung oleh pendanaan non-APBN Universitas Negeri Malang melalui skema Unggulan KBK.
Para peneliti menyatakan bahwa fenomena ini memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental pria. “Terbukanya ekspresi emosi tidak hanya membantu menurunkan tingkat stres, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mental pria,” ujar Rakhmaditya Dewi Noorrizki, S.Psi, M.Si, salah satu peneliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi partisipan, mempelajari pengaruh budaya, agama, dan lingkungan tempat tinggal dalam membentuk nilai-nilai maskulinitas.
Baca juga:
FPsi UM Gelar Sesi Sharing Budaya untuk Mahasiswa Asing
Sesi Sharing Penanaman Kesadaran Budaya di Fakultas Psikologi UM mengajak mahasiswa lintas budaya untuk mempererat empati dan menghargai perbedaan. Psikologi UM - Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) terus berinovasi untuk menciptakan kampus inklusif dan...
FPsi UM Kembangkan Modul Pertolongan Psikologis untuk Penyintas Harassment
Langkah UM menuju kampus inklusif: uji coba modul psikologis yang mendukung penyintas harassment, demi lingkungan belajar yang lebih sehat dan berdaya! 📘 #KampusSehat #MentalHealthMatters Psikologi UM - Tim peneliti Universitas Negeri Malang (UM), yang dipimpin oleh...
Perubahan ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 3, yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua kalangan. Kesehatan mental, terutama di kalangan pria muda, seringkali terabaikan karena norma-norma sosial yang menganggap pria harus “kuat” dan “tidak boleh menangis.” Mengatasi stigma ini, menurut para peneliti, merupakan langkah penting untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung kesejahteraan mental.
Prof. Dr. Fattah Hanurawan, M.Si., M.Ed., menekankan pentingnya hasil penelitian ini dalam menghadapi stigma maskulinitas tradisional. “Kami berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memotivasi lebih banyak pria untuk terbuka dalam mengekspresikan emosi dan menerima bantuan ketika membutuhkannya,” ungkapnya. Dengan hal tersebut diharapkan akan ada lebih banyak ruang untuk peran maskulinitas yang lebih fleksibel dan inklusif, dan mendukung pria Indonesia untuk hidup sehat secara fisik dan mental.
Pewarta: RAHMADINA RIFTIA NOVIANTI – Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah