Mengapa Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual Gagal? Penelitian Ini Mengungkap Fakta Yang Menarik

by | Oct 29, 2024 | Blog/Artikel

Pentingnya Faktor Kontekstual dalam Pencegahan Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendesak, mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk mencegahnya, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa strategi yang selama ini digunakan mungkin tidak seefektif yang kita pikirkan.

Pendekatan Tradisional yang Tidak Cukup

Sejak tahun 1985, berbagai program pencegahan kekerasan seksual telah dirancang dengan fokus utama pada mengubah sikap, kepercayaan, dan pengetahuan masyarakat tentang kekerasan seksual. Ide dasar di balik pendekatan ini sederhana: jika kita bisa mengubah cara orang berpikir tentang kekerasan seksual, maka perilaku mereka juga akan berubah. Namun, sebuah meta-analisis terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Psychological science in the public interest mengungkapkan bahwa meskipun program-program ini sering berhasil mengubah pandangan peserta, mereka jarang berhasil mencegah kekerasan seksual​.

Penelitian ini menggunakan analisis meta untuk mengukur efektivitas intervensi yang dirancang untuk mengubah perilaku kekerasan seksual. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa sebagian besar intervensi hanya berhasil mengubah sikap dan kepercayaan, tetapi perubahan ini tidak berkorelasi kuat dengan penurunan tingkat kekerasan seksual. Dengan kata lain, ada jurang yang signifikan antara perubahan dalam sikap dan perubahan dalam tindakan nyata​

Baca juga:

Learning & Development Officer – Sekolah.mu

Learning & Development Officer Kami sedang mencari talenta terbaik untuk bergabung di tim kami sebagai Learning & Development Officer! Jika kamu punya passion dalam mengembangkan sumber daya manusia, posisi ini cocok untukmu! Kualifikasi:✅ Pendidikan minimal...

Fenomena Intervensi Bystander: Harapan yang Tak Terpenuhi?

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak program telah beralih fokus ke pendekatan intervensi bystander, yang mendorong individu untuk campur tangan ketika mereka menyaksikan situasi berisiko kekerasan seksual. Salah satu program yang paling menonjol adalah “Bringing in the Bystander,” yang dirancang untuk meningkatkan kesiapan individu untuk bertindak dan mengurangi penerimaan mitos pemerkosaan​.

Meskipun program ini telah menunjukkan potensi dalam mengubah sikap dan niat untuk bertindak, bukti yang mendukung efektivitasnya dalam mengurangi kejadian kekerasan seksual masih belum konsisten. Studi menunjukkan bahwa meskipun kesadaran dan kesiapan untuk bertindak meningkat, dampak langsung pada pengurangan perilaku kekerasan seksual tetap tidak signifikan​.

Mencari Solusi yang Efektif

Para peneliti di balik studi ini menekankan perlunya pendekatan yang lebih berbasis perilaku dalam upaya mencegah kekerasan seksual. Mereka berpendapat bahwa mengubah ide dan sikap saja tidak cukup efektif jika tidak didukung dengan strategi yang secara langsung menargetkan perubahan perilaku. Mereka merekomendasikan agar program pencegahan kekerasan seksual dirancang untuk mengatasi hambatan antara niat dan tindakan nyata, serta memperhitungkan faktor-faktor kontekstual yang mempengaruhi perilaku individu​.

Artikel ini mengajak kita untuk berpikir ulang tentang cara kita menangani masalah kekerasan seksual. Solusi nyata untuk mengurangi kekerasan seksual tidak hanya terletak pada mengubah cara berpikir masyarakat, tetapi juga pada menciptakan lingkungan yang mendukung perubahan perilaku yang diinginkan. Tanpa pendekatan yang lebih holistik dan terintegrasi, upaya pencegahan kekerasan seksual mungkin tidak akan mencapai hasil yang signifikan dan berkelanjutan​.

Referensi:
Porat, R., Gantman, A., Green, S. A., Pezzuto, J. H., & Paluck, E. L. (2024). Preventing sexual violence: A behavioral problem without a behaviorally informed solution. Psychological science in the public interest, 25(1), 4-29.

Penulis: Kukuh SP