Dua hari mendalami instrumen psikologi modern dengan narasumber internasional!

Pada tanggal 16-17 Mei 2024, Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) menggelar kuliah tamu yang menghadirkan narasumber ternama, Prof. Madya Dr. Harris Syah Bin Abdul Hamid, Associate Professor di University College MAIWP International (UCMI), Malaysia. Selama dua hari, mahasiswa S1, S2, dan S3 dari Fakultas Psikologi UM berkesempatan mendalami topik “Development and Adaptation of Psychological Instruments,” sebuah tema yang relevan dalam dunia penelitian psikologi modern.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan antusias dari pihak fakultas yang menyambut kehadiran Prof. Harris, seorang ahli psikometri dan statistik yang telah berpengalaman mengajar di berbagai universitas ternama, seperti Universitas Malaya dan International Islamic University Malaysia. Kuliah tamu tersebut berlangsung dalam suasana akademik yang dinamis, menghubungkan teori dan praktik secara mendalam.

Prof. Harris menjelaskan pentingnya uji validitas melalui expert review dan pre-testing.

Hari Pertama: Mengenal 7 Kesalahan dalam Pengukuran Psikologi
Pada hari pertama, Prof. Harris memaparkan pentingnya memahami dasar teori di balik setiap instrumen psikologi yang digunakan. Ia menyebutkan bahwa banyak praktisi yang terjebak pada kesalahan umum, salah satunya adalah menggunakan kuesioner tanpa menguasai konsep atau teori yang mendasarinya. Beliau menekankan bahwa instrumen psikologi, seperti kuesioner, harus berlandaskan pada definisi yang jelas mengenai apa yang ingin diukur. Tanpa definisi ini, hasil pengukuran bisa menyesatkan.

Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika Prof. Harris menguraikan “7 Dosa dalam Pengukuran Psikologi.” Ini adalah tujuh kesalahan besar yang sering terjadi, mulai dari kurangnya teori yang mendasari instrumen, pemilihan responden yang tidak tepat, hingga penggunaan versi instrumen yang sudah usang. Prof. Harris menjelaskan bahwa menggunakan instrumen yang telah ketinggalan zaman dapat mengakibatkan hasil yang tidak relevan dengan konteks saat ini.

Mahasiswa diajak merenungkan bagaimana kesalahan-kesalahan tersebut bisa dihindari, termasuk kesalahan dalam penilaian skor dan adaptasi instrumen yang tidak memperhitungkan perbedaan budaya. Prof. Harris juga menyoroti pentingnya menggunakan data yang tepat, seperti membedakan antara data ordinal dan interval, dalam pengukuran psikologi.

Hari Kedua: Pendalaman Rasch Model dan Adaptasi Instrumen

Pada hari kedua, Prof. Harris membawa mahasiswa lebih jauh ke dalam dunia analisis data dengan memperkenalkan Rasch Model. Model ini digunakan untuk memvalidasi instrumen psikologi dengan lebih akurat, dan seringkali menjadi pilihan bagi para peneliti yang ingin memastikan hasil pengukuran benar-benar mencerminkan karakteristik yang diukur.

Tak hanya itu, Prof. Harris juga menjelaskan tentang proses adaptasi instrumen. Dalam konteks psikologi lintas budaya, adaptasi ini bukanlah hal yang sederhana. Penting untuk memperhitungkan perbedaan budaya dan norma sosial saat mengadaptasi sebuah instrumen, agar hasil pengukuran tetap relevan dan valid. Ia mencontohkan bagaimana kuesioner untuk dewasa harus diadaptasi dengan hati-hati jika digunakan untuk anak-anak.

Prof. Harris juga menekankan pentingnya uji validitas melalui expert review dan pre-testing. Ini adalah langkah-langkah penting yang harus dilalui sebelum instrumen digunakan dalam penelitian. Ia memberikan panduan praktis bagi mahasiswa tentang cara melibatkan para ahli untuk menilai instrumen, serta bagaimana menguji instrumen tersebut melalui kelompok uji coba kecil sebelum digunakan lebih luas.

Manfaat bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UM, kuliah tamu ini merupakan kesempatan yang sangat berharga. Selain mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang penyusunan instrumen psikologi, mereka juga belajar bagaimana menghadapi tantangan dalam penelitian kuantitatif. Mahasiswa S1, S2, dan S3 dari berbagai program studi memperoleh wawasan baru tentang pentingnya pengukuran yang akurat dalam psikologi, serta bagaimana menghindari kesalahan-kesalahan yang umum terjadi dalam pengembangan instrumen.

Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa juga diajak untuk lebih kritis dalam menyusun penelitian mereka, mulai dari perumusan pertanyaan penelitian hingga pemilihan subjek dan metode analisis yang sesuai. Prof. Harris memberikan masukan yang sangat berharga, terutama bagi mahasiswa yang sedang menyiapkan tugas akhir atau tesis.

Relevansi dengan Pencapaian SDGs

Kegiatan ini juga memiliki relevansi yang erat dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan nomor 4, yaitu Quality Education. Dengan mengundang narasumber internasional, Fakultas Psikologi UM berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan teoretis, tetapi juga dengan keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan dalam penelitian dan karier mereka di masa depan.

Selain itu, kegiatan ini mendukung pencapaian SDG nomor 17, yaitu Partnerships for the Goals. Kolaborasi dengan institusi internasional seperti UCMI memperkuat jaringan akademik dan penelitian lintas negara, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pendidikan di Fakultas Psikologi UM.

Mahasiswa UM belajar adaptasi instrumen psikologi untuk konteks lintas budaya.

Bekal untuk Masa Depan
Kuliah tamu ini menjadi momen penting bagi Fakultas Psikologi UM untuk terus memperkaya wawasan dan keterampilan mahasiswanya. Melalui diskusi yang interaktif dan pemaparan materi yang mendalam, mahasiswa mendapatkan bekal yang sangat berharga dalam memahami dan mengembangkan instrumen psikologi yang valid dan adaptif. Dengan pengetahuan ini, mereka diharapkan mampu berkontribusi lebih baik dalam penelitian psikologi di masa depan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pewarta: Mochammad Sa’id