Kolaborasi untuk Pendidikan: Mahasiswa Fakultas Psikologi UM dan guru-guru SD Insan Amanah berdiskusi tentang aplikasi Psikologi Kognitif di kelas.

Rabu, 18 September 2024, Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) kembali menggelar kegiatan Program Matakuliah untuk Publik, kali ini dengan mata kuliah Psikologi Kognitif yang dibawakan oleh Retno Sulistiyaningsih, S.Pd.I., M.Si. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UM serta guru-guru dari SD Insan Amanah Kota Malang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi publik, khususnya para praktisi pendidikan, dalam pembelajaran yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UM. 

Kegiatan ini menekankan pentingnya keterlibatan publik, termasuk kalangan profesional pendidikan, dalam memperoleh wawasan baru terkait psikologi kognitif. Dengan pendekatan partisipatif ini, Fakultas Psikologi UM berharap mampu membuka akses pembelajaran yang lebih inklusif serta memberikan dampak positif yang nyata bagi dunia pendidikan.

Pembahasan Ilusi Visual: Peserta terlibat aktif dalam memahami konsep ilusi yang menggambarkan perbedaan antara sensasi dan persepsi.

Pemaparan Materi: Psikologi Kognitif, Sensasi, Persepsi, dan Atensi

Dalam sesi perkuliahan, Retno Sulistiyaningsih memaparkan materi tentang psikologi kognitif, yang merupakan salah satu cabang psikologi yang mempelajari bagaimana manusia memproses informasi dari lingkungan sekitar. Materi utama yang disampaikan mencakup konsep sensasi, persepsi, serta atensi, yang merupakan aspek-aspek kunci dalam pemahaman tentang bagaimana otak manusia menerima dan memproses informasi.

Baca juga:

Kuliah Tamu: Konsep Dasar Penyusunan Instrumen Psikologi

Langkah penting dalam menciptakan alat ukur yang akurat dan konsisten untuk mendukung penelitian yang berkualitas. Psikologi UM - Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) kembali menyelenggarakan kegiatan kuliah tamu pada Selasa, 8 Oktober 2024. Kegiatan ini...

Sensasi dijelaskan sebagai tahap awal dalam proses kognitif, yaitu deteksi energi dari lingkungan fisik melalui indera. Sensasi melibatkan pengambilan informasi secara mentah melalui alat indera sebelum diproses lebih lanjut oleh otak. “Sensasi merupakan langkah pertama dalam menerima informasi dari dunia luar. Mekanisme sensoris kita menangkap stimulus dari lingkungan, seperti cahaya, suara, atau bau, dan meneruskannya ke otak untuk diolah lebih lanjut,” jelas Retno Sulistiyaningsih.

Setelah sensasi, tahap berikutnya adalah persepsi, yang melibatkan interpretasi dari informasi yang diterima melalui sensasi. Persepsi lebih kompleks karena menggabungkan informasi sensoris dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada di otak. “Persepsi adalah bagaimana kita menafsirkan dunia berdasarkan apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu kita, pengetahuan yang sudah kita miliki, dan konteks sosial-budaya,” tambah Retno.

Mendukung SDGs: Kegiatan ini mendukung tujuan SDGs dalam meningkatkan pendidikan berkualitas dan inklusif bagi masyarakat.

Salah satu bagian menarik dari pemaparan adalah pembahasan tentang ilusi, yang menunjukkan perbedaan antara sensasi (apa yang kita tangkap dari lingkungan) dan persepsi (apa yang diinterpretasikan oleh otak). Ilusi menjadi contoh bagaimana otak terkadang bisa salah menafsirkan informasi yang diterima, sehingga menciptakan persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ilusi visual, seperti ilusi Müller-Lyer atau ilusi Ponzo, dipaparkan untuk menunjukkan bahwa persepsi kita bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor kognitif.

Selain itu, Retno juga menguraikan tentang atensi, yaitu proses kognitif yang memungkinkan manusia untuk fokus pada stimulus tertentu di tengah banyaknya informasi yang diterima oleh indera secara bersamaan. Atensi sangat penting dalam mencegah otak dari kelebihan informasi. “Dengan atensi, kita dapat menyaring informasi mana yang penting dan mana yang bisa diabaikan, sehingga otak kita tidak kewalahan dengan banyaknya rangsangan yang datang dari lingkungan,” papar Retno. Model-model atensi seperti filter model dari Broadbent dan attenuation model dari Treisman juga dibahas dalam sesi ini.

Salah satu contoh praktis yang disampaikan adalah penelitian shadowing yang dilakukan oleh Cherry (1953), di mana partisipan diminta untuk mengulangi sebuah pesan yang didengar sambil mengabaikan pesan lain yang diputar bersamaan. Eksperimen ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk fokus pada satu pesan dan mengabaikan pesan lain merupakan keterampilan kognitif penting yang dimiliki manusia.

 

Kolaborasi dan Manfaat Bagi Publik

Partisipasi guru-guru dari SD Insan Amanah menjadi salah satu highlight dari kegiatan ini. Mereka tidak hanya datang sebagai peserta, tetapi juga ikut berdiskusi aktif mengenai bagaimana teori-teori psikologi kognitif ini relevan dan aplikatif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satu guru, Ibu Dian, mengungkapkan bahwa materi tentang persepsi sangat relevan dengan pekerjaannya dalam memahami bagaimana siswa-siswa di kelasnya merespons informasi yang disampaikan secara berbeda. “Pemahaman tentang persepsi dan atensi membantu kami, para guru, untuk lebih memahami bagaimana cara menyampaikan materi yang efektif di kelas,” ungkapnya.

Tujuan dari kegiatan ini tidak hanya untuk memperluas wawasan para mahasiswa Fakultas Psikologi UM, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada publik, khususnya para guru yang sehari-hari terlibat dalam proses pendidikan. Para peserta mendapatkan insight dan pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta pekerjaan yang mereka geluti, terutama dalam konteks pendidikan.

 

Dukungan Terhadap Pencapaian SDGs

Kegiatan ini juga sejalan dengan tujuan ke-4 dari Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua. Fakultas Psikologi UM melalui program ini berkomitmen untuk memberikan akses pembelajaran kepada publik, sekaligus menjembatani antara dunia akademik dengan praktisi pendidikan. Dengan melibatkan guru-guru dalam kegiatan ini, Fakultas Psikologi UM berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat sekolah dasar, serta memperkuat kerjasama antara pendidikan tinggi dan sekolah-sekolah di Kota Malang.

Melalui kegiatan ini, Fakultas Psikologi UM membuktikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan publik, terutama dalam bidang pendidikan, dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan mendukung tercapainya pendidikan berkualitas untuk semua.