Adi Atmoko1*, Ika Andrini Farida2, Ike Dwiastuti3

1Universitas Negeri Malang

2Universitas Negeri Malang

3Universitas Negeri Malang

 * adias_65@yahoo.co.id

 

 

ABSTRAK

 Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan pelatihan keterampilan metakognisi yang efektif dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa. Pada tahun pertama, targetnya adalah diperolehnya analisis kebutuhan, instrumen pengukuran keterampilan metakognisi dan kemandirian belajar, dan diperolehnya bahan pelatihan keterampilan metakognisi. Pada tahun kedua, targetnya adalah diperolehnya hasil uji efektivitas bahan pelatihan keterampilan metakognisi. Artikel ini melaporkan hasil penelitian di tahun pertama. Metode penelitian ini menggunakan Training Processes Model yang mencakup lima tahap, namun pada tahun pertama akan mencakup 3 tahap yaitu analisis kebutuhan, desain, dan pengembangan. Sedangkan tahap implementasi dan evaluasi akan dilaksanakan pada tahun ke dua. Pada setiap tahap mencakup input, proses, dan output. Hasil  tahun pertama diperoleh instrumen keterampilan metakognisi dengan reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,770 , sebanyak 27 item valid (faktor loading ≥ 0,5); dan instrumen kemandirian belajar dengan reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,839, sebanyak 22 item valid (faktor loading ≥ 0,5). Di samping itu, telah diperoleh informasi hasil analisis kebutuhan yang terdiri dari 3 aspek, yaitu (1) hasil analisis organisasi menunjukkan bahwa kebijakan pembelajaran UM dan metode pembelajaran dosen telah mendukung kemandirian belajar mahasiswa, sedangkan fasilitas belajar yang tersedia belum cukup memadai; (2)  hasil analisis tugas menunjukkan bahwa faktor utama yang dibutuhkan dalam kemandirian belajar adalah keterampilan metakognisi; (3) hasil analisis orang menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan metakognisi mahasiswa tergolong cukup baik (mean=80,78, dalam rentangan skor 27–108) tetapi sangat bervariasi (SD=7,7), yang berarti sebagian mahasiswa memiliki keterampilan metakognisi tinggi, sebagian lain rendah.  Dari enam aspek metakognisi, aspek yang masih kurang dimiliki oleh mahasiswa adalah pengetahuan prosedural, monitoring, dan evaluasi. Hasil analisis orang tentang kemandirian belajar menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa kurang mandiri (mean=52,44, dalam rentangan skor 22-88), variasinya juga besar (SD=8,279). Dari empat aspek kemandirian belajar, yang kurang adalah dalam mengikuti kegiatan perkuliahan dan kegiatan mandiri. Pada tahap proses diketahui bahwa penyebab utama kurangnya kemandirian belajar mahasiswa adalah kurangnya keterampilan metakognisi dan fasilitas belajar yang belum memadai. Pada tahap output diperoleh informasi bahwa ada kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan metakognisi mahasiswa, dan kebutuhan non pelatihan yaitu meningkatkan fasilitas belajar bagi mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, bahan pelatihan keterampilan metakognisi bagi mahasiswa dikembangkan dan diuji.

 

Kata kunci : Pelatihan Keterampilan Metakognisi, Teori Levels of Processing, Kemandirian Belajar Mahasiswa

 

cover

penyunting+daftar isi

isi