Oleh Moh. Bisri

*)Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang bisri59@yahoo.com

Abstrak. Anak menjadi tumpuan harapan orang tua dimasa depan agar menjadi anak yang pintar, baik hati, dan santun budi pekerti . Namun banyak ditemui beberapa anak tidak dapat berkembang sesuai harapan orang tua, anak suka berbuat onar, hiperaktif, rakus, membuang sampah sembarangan, suka corat-coret dinding ruang tamu. Perkembangan anak dipengaruhi oleh bagaimana orang tua mengasuhnya. Jika orang tua mengasuh anak-anak mereka secara autoritatif, dimana anak tidak hanya dipenuhi hak-haknya akan tetapi juga dibimbing untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Pengasuhan model ini menurut Baumrind (1976) juga tidak hanya mendukung rencana-rencana tindakan anak yang positif, akan tetapi juga orang tua membatasi tindakan-tindakan anak yang kurang baik. Anak-anak yang berkembang dalam lingkungan pengasuhan orang tua yang autoritatif memungkinkan mereka akan berkembangan secara optimal, baik aspek sosial, mental, maupun akademiknya. Sebaliknya orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan indulgent, pengasuhan yang hanya mendukung anak, hanya memenuhi apapun permintaan anak, akan menjadikan anak tidak akan dapat mengembangkan kemandirian dengan baik. Demikian juga orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan yang indifferent, cenderung hanya membiarkan anak-anaknya untuk bertindak apa saja, tidak ada pembatasan, juga tidak ada dorongan, selanjutnya anak akan terhambat perkembangan. Hambatan perkembangan tersebut dapat meliputi banyak aspek, antara lain; hambatan dalam hal perkembangan kognitif, hambatan dalam hal perkembangan sosial, dan perkembangan dalam hal emosional. Anak-anak akan dapat berkembang dengan baik jika orangtua dengan sungguh-sungguh mengembangkan gaya pengasuhan secara autoritatif. Sebaliknya orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan yang indulgen, otoritarian, ataupun indifferen banyak ditemukan anak-anak yang tidak dapat mengembangkan berbagai potensi dengan baik.