Deskripsi Lokasi

volunteer dilaksanakan di rumah belajar yang didirikan oleh komunitas JKJT (jaringan kemanusiaan jawa timur) merupakan sebuah lembaga yang mendedikasikan diri sebagai pendamping anak jalanan, dan membantu orang-orang yang memerlukan bantuan mereka. Salah satu cara mereka membantu dengan cara mendirikan rumah belajar untuk anak-anak jalanan maupun anak-anak yang kurang beruntung karena masalah ekonomi keluarganya. lokasi rumah belajar tersebut di jalan muharto Gg.5, Malang. Berada ditengah pemukiman padat penduduk, yang harus dilalui melalui gang-gang sempit dan lokasi belajar berada didepan pemukiman warga dan berada dekat dengan pinggir sungai.

Anak-anak belajar beratapkan tenda dan beralas terpal. Dengan tenda berukuran kurang lebih 4 x 3 meter ini dituliskan kelas, agar anak –anak tersebut duduk sesuai kelasnya. Dengan begitu pengajar mudah menegtahuinya.Namun, masih banyak anak-anak duduk tidak sesuai kelasnya karena memang tidak ada sekat pembatas antar kelas satu dengan yang lainnya. Bayak anak-anak yang datang belajar disana tidak menentu, menurut volunteer tetap disana tercatat ada lebih dari 90 anak pernah belajar disana. System belajar disana adalah volunteer mengajarkan jika anak-anak tersebut memiliki PR dari sekolahnya atau jika tidak ada memberikan mereka soal-soal sesuai kelas.

Deskripsi Permasalahan

Biasanya volunteer yang datang setiap minggunya tidak mengajar anak-anak yang sama pada minggu sebelumnya, dikarena tidak ada aturan yang menetapkan pengajar harus mengajar dikelas apa dan anak yang mana. Biasanya anak-anak itu sendiri yang akan datang ke pengajar. Tetapi kebetulan dalam 4 kali mengajar 2 diantaranya ada satu anak yang peneliti ajarkan, dipertemuan pertama dan pertemuan terakhir. anak itu Abdurahman umur 6 tahun dan masih sekolah taman kanak-kanak. Abdurahman bertubuh agak gemuk,dengan kulit sawo matang. Pada saat pertama kali bertemu dia anak yang sangat sopan ketika peneliti duduk didekatnya yang sedang menulis abjad dengan sopan dia memperkenalkan diri tanpa ditanya sebelumnya “ namaku abdurahman kak, TK nol besar”. Dia juga serius mengerjakan tugas yang diberikan sesekali dia bertanya apakah pekerjaanya benar atau tidak.

Abdurahman tidak seperti kebanyakan anak laki-laki yang ada dirumah belajar muharto, dia cukup tenang walau sesekali dia merasa bosan dengan tugas yang diberikan. Bahasa yang dia gunukan juga sopan. Dipertemuan pertama itu dia banyak bercerita diantaranya mengenai dimana rumahnya, dimana rumah kakeknya bagaimana kegiatan disekolahnya,termasuk mengenai ibunya dia bercerita bahwa ibunya sedang dirumah sakit “mamah ku dirumah sakit ka, tadinya hamil terus kata bapak dedenya gajadi lahir. Dari kemarin mama belum pulang.” Yang awalnya abdurahman bercerita dengan antusias ketika mengatakan tentang mamanya matanya menatap dengan kosong dan berkaca-kaca. Teman abdurahman yang berada didekatnya mengejek dengan dialeg jawa yang mengatakan “ah cengeng kon, gitu aja mau nangis”. Abdurahman masi dengan posisi yang sama duduk bersila dan mata yang berkaca-kaca. Ketika peneliti berusaha menguatkan dengan mengatakan bahwa rahman anak yang pintar, harus bisa jaga ibunya, dia mulai kembali mengerjakan tugas menulis abjad. Ketika abdurahman menulis tugasnya ada dua orang teman laki-lakinya menghampiri berusaha mengganggu dengan mengambil buku abdurahman. Abdurahman hanya tertawa volunteer yang lain menegur anak yang mengambil buku abdurahman untuk dikembalikan. Satu temanya lagi yang kebetulan memeliki nama panggilan yang sama dengan abdurahman yakni Rahman mengatakan “ aku rahman ganteng, kon rahman ireng, elek” rahman tidak menanggapi temannya tersebut dia meneruskan menulis lagi dibuku yang sudah dikembalikan temanya itu. Bahasa verbal yang digunakan anak-anak disana memang menggunakan bahasa yang tidak pantas diucapkan oleh anak-anak seumuran mereka.terkadang bahasa yang mereka gunakan cenderung agresi. Tidak hanya bahasa, sikap mereka terkadang juga seperti itu, memukul temannya, bercanda dengan menendang, bahkan ada yang menekan alat vital temannya dengan kaki dengan posisi duduk.

Setelah pertemuan pertama dengan abdurahman itu, untuk volunteer minggu kedua dan selanjutnya peneliti terus mengamati abdurahman. Ketika minggu ke 4, abdurahman meminta peneliti memberikan soal matematika untuknya. Posisi abdurahman duduk berdekatan dengan tiga teman sekelasnya disekolah. Tidak seperti minggu-minggu sebelumnya abdurahman lebih banyak bercanda dengan teman-temanya soal yang diberikan tidak dikerjakan. Salah satu temannya yang mengerjakan soalnya, ketika abdurahman ditegur untuk mengerjakannya sendiri dia berkata “ini masku ka gapapa dikerjain sama mas”. Abdurahman dan teman-temannya itu tertawa dan berusaha menjauhkan buku soal tersebut dari peneliti. Ketika abdurahman sudah memegang bukunya kembali dia mulai mengerjakan soal dan bertanya jika dia tidak bisa mengerjakan.

Suasana disana sangat ramai seperti biasanya, tidak semua anak yang datang kesana belajar melainkan hanya mengobrol dan bercanda satu sama lain. Teman abdurahman yang duduk didekatnya terus mendorong siapapun yang ada didekatnya sampai terjatuh baik itu perempuan maupun laki-laki. Akhirnya banyak anak laki-laki yang meniru prilaku anak tersebut. abdurahmah tetap duduk mengerjakan soal dan sesekali melihat teman-temannya itu.ketika teman lakki-lakinya itu mendorong teman perempuan yang duduk disebalh abdurahman, abdurahman mulai mengikuti temannya itu mendorong teman perempuannya. Abdurahman juga mengikuti teman laki-lakinya itu mengejek teman perempuanya dengan kasar”dasar bego!” mereka mengatakan itu berulang-ulang. volunteer yang ada menegur abdurahman dan temannya itu tetapi tidak dihiraukan.

Ketika teman lelakinya itu pulang, abdurahman juga ingin pulang padahal soal yang diberikan belum dia kerjakan semua. Ketika peneliti melarang dan berkata dia baru bisa pulang jika soalnya sudah selesai dikerjakan abdurahman akhirnya mematuhi. Tetapi temanya yang tadi membujuk rahman untuk pulang “ ayo man pulang aja, kita jajan, alah soal kaya gitu loh gampang”. Akhirnya abdurahman langsung berdiri dan memaki tasnya tidak bertanya kembali apakah dia boleh pulang atau tidak, dia pun mengikuti temannya tersebut.

 

Pembahasan

Dari deskripsi diatas dapat dilihat bagaimana sikap Abdurahman dan perubahannya. Sikap adalah tendensi untuk bereaksi dalam cara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap merupakan emosi atau afek yang diarahhkan oleh seseorang kepada orang lain, benda, atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. sikap menurut Baron terjadi dengan adopsi dari orang lain yakni melalui satu proses yang disebut proses pembelajaran social (social learning). Dalam proses inipun dilalui dalam beberapa proses lainnya antara lain:

  1. Classical conditioning
  2. Instrumental conditioning
  3. Pembelajaran melalui observasi
  4. Perbandingan Sosial

Dari yang dapat diamati selama 4 kali pertemuan Pembentukan Sikap abdurahman ada pada proses Classical conditioning, yaitu Bentuk dasar dari pembelajaran di mana satu stimulus, yang awalnya netral menjadi memiliki kapasitas untuk membangkitkan reaksi melalui rangsangan yang berulang kali dengan stimulus lain. Dengan kata lain satu stimulus menjadi sebuah tanda bagi kehadiran stimulus lainnya. Pada Abdurahman terlihat awalnya sikap dia sangat sopan dan baik kemudian banyak temannya yang bercanda dengan kelewat batas seperti mendorong teman dan berkata kasar akhirnya Rahman melakukan hal yang sama. Rahman yang awalnya netral terstimulasi untuk bersikap dengan yang dilakukan temannya tersebut.

selain proses Classical conditioning proses pembentukan sikap yang dapat diamati pada rahman adalah Pembelajaran melalui observasi Salah satu bentuk belajar di mana individu mempelajari tingkah laku atau pemikiran baru melalui observasi terhadap orang lain.Proses ini terjadi hanya dengan memperhatikan tingkah laku orang lain. Pada awalnya Abdurahman tidak mengikuti teman-temanya untuk mendorong temannya dia hanya sesekali mengamati namun pada akhirnya dia mengikuti bahkan mengejek teman perempuannya.

Persuasi dan Perubahan Sikap

Persuasi adalah suatu usaha cermat dari seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi keyakinan, sikap, dan prilaku orang lain atau kelompok lain pada arah tertentu. Persuasi teman rahman yang mengajaknya pulang berhasil karna rahman akhirnya pulang besama temannya itu tanpa izin dengan volunteer. Pada awalnya rahman mematuhi untuk tidak pulang sebelum mengerjakan soal sampai selesai. Tetapi Karena temannya, rahman dengan mudah terpengaruh.

 

 

 Pembelajaran yang Diperoleh

Kegiatan volunteer yang dilaksana memberikan banyak sekali pembelajaran dan manfaat bagi saya dengan segala keterbatasan tenaga pendidik dan tempat, anak-anak tersebut tetap semangat belajar dan tidak merasa keberatan dengan kondisi tersebut. mengajar disana juga membuat saya sadar ternyata masih banyak orang diluar sana yang lebih kurang beruntung, tetapi memiliki semangat yang luar biasa untuk maju. volunteer tetap yang ada disana juga banya memberikan inspirasi buat saya dari kesibukan kuliah atau kerja mereka selama seminggu bahkan ada yang menetap diluar kota mereka mau mnyempatkan hadir dengan sukarela setiap minggunya kesana tanpa mengharap imbalan apapun. Mereka juga dengan sangat terbuka menerima kami untuk membatu mengajar disana.

Dari masalah yang saya ambil juga banyak memberikan pelajaran yang berharga, bagaiman anak umur 6 tahun bisa begitu tegar ketika orangtuanya sedang sakit dan menerima ketika teman-temanya mengejeknya. Tetapi tidak dapat dipungkiri anak seusia mereka masih mudah terpengaruh oleh orang lain atau lingkungan sekitar.

 

Daftar Rujukan

Hanurawan,Fattah.2010. Psikologi Sosial.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Newcomb, Theodore M Dkk.1978. psikologi sosial.Bandung: Diponegoro.