Good-Enough Teacher: Mengambil konsep dari Donald Winnicott, Dr. Helga mengajak guru untuk menjadi figur pengasuh yang cukup responsif terhadap kebutuhan emosional siswa.

Pada hari Senin, 23 September 2024, Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Program Matakuliah Untuk Publik yang menghadirkan sesi kuliah terbuka untuk para pendidik dan masyarakat umum. Kali ini, mata kuliah Psikologi Kepribadian yang diasuh oleh Dr. Helga Graciani Hidajat, S.Psi., M.Si. menjadi ruang pembelajaran bersama, melibatkan mahasiswa Fakultas Psikologi UM serta guru-guru dari SD Insan Amanah Kota Malang.
Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat hubungan antara pendidikan tinggi dan praktik di lapangan, khususnya di bidang pendidikan dasar. Para guru yang hadir mendapatkan kesempatan langka untuk terlibat langsung dalam pembelajaran di kelas psikologi tingkat perguruan tinggi, dengan materi yang tidak hanya mendalam secara akademis, tetapi juga relevan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan sehari-hari.

Peran Guru dalam Pembentukan Kepribadian: Guru tidak hanya mendidik, tetapi juga membangun hubungan emosional yang kuat, berperan dalam perkembangan psikologis siswa.

Dr. Helga membuka sesi dengan menjelaskan inti dari Teori Relasi Obyek, yang dikembangkan oleh Melanie Klein dan rekan-rekannya. Teori ini menjadi landasan penting dalam memahami dinamika relasi interpersonal, khususnya bagaimana hubungan awal antara anak dengan figur pengasuh utamanya—biasanya ibu—dapat membentuk kepribadian dan pola interaksi mereka di masa depan. Klein berpendapat bahwa sejak lahir, anak-anak sudah mulai membangun hubungan emosional yang kompleks dengan objek-objek di sekitarnya, terutama pengasuh mereka. Relasi ini, yang sering kali penuh dengan ketegangan antara cinta dan agresi, menjadi fondasi perkembangan psikologis anak.

Para peserta, termasuk guru-guru yang sehari-hari berinteraksi dengan anak-anak usia sekolah dasar, mendapatkan wawasan mendalam tentang bagaimana teori ini dapat membantu mereka memahami perilaku dan dinamika emosional siswa di kelas. Dr. Helga memberikan contoh nyata bagaimana hubungan guru-siswa juga berperan sebagai bagian dari relasi obyek ini. Para guru dapat melihat diri mereka sebagai figur penting yang memberikan pengaruh dalam pembentukan kepribadian siswa, tidak hanya melalui proses belajar mengajar, tetapi juga melalui hubungan emosional yang mereka bangun dengan siswa.
Lebih jauh lagi, Dr. Helga menguraikan pemikiran dari Donald Winnicott, yang memperkenalkan konsep good-enough mother, sebuah istilah yang menggambarkan pengasuh yang cukup responsif untuk memenuhi kebutuhan emosional anak. Dalam konteks pendidikan, guru diharapkan bisa memainkan peran sebagai figur pengasuh yang cukup responsif terhadap kebutuhan emosional siswa, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung perkembangan mental mereka.
Antusiasme para peserta terlihat jelas sepanjang sesi. Guru-guru dari SD Insan Amanah berbagi pengalaman mereka mengenai tantangan dalam menghadapi anak-anak dengan berbagai latar belakang emosional. Mereka merasa bahwa teori yang disampaikan sangat relevan untuk memahami mengapa beberapa siswa mungkin menunjukkan perilaku yang sulit diatur, dan bagaimana hubungan yang lebih baik antara guru dan siswa dapat memperbaiki situasi tersebut.

Program ini tidak hanya memberikan wawasan teoretis yang mendalam bagi para pendidik, tetapi juga menjadi upaya Fakultas Psikologi UM dalam meningkatkan partisipasi publik dalam proses pembelajaran di kampus. Dengan melibatkan guru-guru sekolah dalam kegiatan akademik ini, diharapkan wawasan yang mereka peroleh dapat langsung diterapkan dalam pengajaran sehari-hari, sehingga kualitas pendidikan di tingkat dasar pun ikut meningkat.

Antusiasme Peserta: Para guru dengan antusias berdiskusi tentang tantangan mereka di kelas, mendapatkan solusi dari teori yang dibahas dalam sesi ini.

Lebih dari sekadar berbagi pengetahuan, kegiatan ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4: Pendidikan Berkualitas, dan tujuan ke-17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Fakultas Psikologi UM berperan sebagai jembatan antara dunia akademik dan masyarakat luas, memperluas dampak positif pendidikan tinggi dengan bekerja sama secara langsung dengan para pendidik di tingkat dasar.
Pada akhir sesi, para guru menyampaikan apresiasi mereka terhadap kesempatan ini. Mereka mengakui bahwa wawasan yang mereka dapatkan sangat berharga dan dapat diimplementasikan dalam pengelolaan kelas serta hubungan mereka dengan siswa. Dengan pengetahuan yang lebih mendalam tentang perkembangan psikologis anak melalui Teori Relasi Obyek, mereka berharap dapat menciptakan suasana belajar yang lebih inklusif dan mendukung di sekolah mereka.

Pewarta: M Sa’id